Desain Interior + Furniture Semarang ( Desain Interior Semarang )
Paduan harmonis antara unsur bentuk
Kita sudah tahu prinsip-prinsi pokok yang menentukan bentuk yang baik. Tetapi bentuk baru dapat dinilai baik atau harmonis bila menampilkan kesatuan ide. Dengan demikian,
unsur-unsur bentuk mendapatkan tingkai dan nilai dalam rangka komposisi keseluruhan, bukan sekedar merangkaikan unsur-unsur tanpa tujuan. Kita harus mampu menyatukan
unsur-unsur yang kontras menjadi susunan yang serasi dalam kesatuan ide yang Sama. Semakin berbeda dan kontras unsur-unsur dalam suatu bentuk keseluruhan, semakin kuatlah harmoni yang tercapai. Keharmonisan itu dapat terlihat pada pola bentuk, yang menjiwai seluruh komposisi itu dalam segala bagiannya. Kita lihat Contoh almari pada gambar 69, menimbulkan kesan bahwa ada sesuatu dalam bentuk almari itu yang tidak cocok. Bagian bawah almari itu dikuasai garis garis lurus, sedangkan garis-garis di sebelah atas melengkung. Bentuk almari ini tidak harmonis karena tidak serasinya unsur-unsur bentuk. Berbeda dengan dua almari yang lain (gambar 70 dan 71). Keduanya mempunyai keseimbangan harmonis dalam unsur bentuknya. Almari, pada gambar 70, netral dengan garis-garis lurus, sedangkan almari pada gambar 71, melentur lengkung. Mari kita tinjau almari-almari pada gambar 72, 73 dan74. Seluruh bidang almaripada gambar 72 dikuasai oleh garis-garis vertikal. Meskipun begitu, bentuk itu tidak menarik karena tidak adanya unsur-unsur yang hidup. Almari pada gambar 73 dan74 mempunyai unsur pokok garis-garis vertikal. Tetapi pada model gambar 73, garis horisontal sekat tengah besarnya seimbang dengan garis vertikal. Kesan bentuk persegi diperlunak oleh kaki almari yang berbentuk bundar.
Almari pada gambar 74, laci dan warna tuanya merupakan kontras seimbang dengan warna muda pada pintu di atasnya sehingga kelihatan harmonis. Garis-garis yang tenang membantu tercapainya harmoni yang baik tersebut. Pada rencana bentuk yang baik, kita harus menyusun unsur-unsur bentuk yang saling menunjang, tanpa melepaskan bentuk keseluruhan.
Marilah kita bandingkan bentuk dan wajah dinding yang berdekorasi kertas dinding dan gambar. Gambar 77 memperlihatkan dinding yang bergaris horisontal dengan gambar-gambar persegi tersusun simetri. Walaupun ada proporsi dan keseimbangan karena pengaturan yang simetris, komposisi ini terasa monoton, tanpa ada unsur kekuatan sedikit pun. Sebaliknya dinding pada gambar 76. Pemilihan ukuran gambar memang sama, tetapi digantung vertikal. Dengan memasang gambar secara asimetris sertas memperhatikan susuna seimbang, terdapatlah kombinasi yang hidup. Pengelompokan gambar memberi kesan yang jelas.
Dinding pada gambar 77 terlalu ramai karena banyaknya unsur bentuk yang berlawanan. Tidak ada suatu ikatan pengaturan. Lain halnya dengan dinding gambar 78 yang harmonis. Kesan keseluruhan dihidupkan oleh kontras yang seimbang ; tidak ada unsur yang mengganggu pandangan.
Dikutip dari buku judul “Tata Ruang” PIKA – Semarang, halaman 37 dan 38
Penerbit( IKAPI Semarang / Kanisius ) Pengarang Fritz Wilkening