PENGATURAN WARNA
Efek warna sangat menentukan bagi suatu ruang dan perabot. la seolah-olah memberi pakaian berwarna pada benda-benda dan menonjolkan bentuknya agar lebih jelas. Bila kita pandai memilih warna, maka kekurangan-kekurangan dalam bentuk dan konstruksi bangunan dapat sedikit kita tutupi. Warna sangat mempengaruhi perasaan si pemirsa. Kesan hidup dan suasana suatu ruang sangat ditentukan oleh warna. Bila suatu ruang tinggal kita katakan cerah, riang, meriah, nyaman, sedih, sejuk atau serius, maka sebutan yang kita berikan pada ruang tinggal itu, terutama berdasarkan warna-warna yang menimbulkan kesan seperti di atas itu pada kita. Apa yang sebaiknya kita lakukan? Pertama-tama kita harus paham mengenai warna-warna yang ada, untuk mendapatkan pandangan yang tepat mengenai tata warna. Sebab nuansa warna tak terhitung jumlahnya. Tak terhitung banyaknya kesan penampilan warna dasar merah, biru, kuning dan hijau. Kita ambil saja sebagai contoh beberapa nuansa hijau: hijau daun, hijau lembut, hijau turkis, hijau kromosid, hijau zaitun dan lain sebagainya. Untuk mudahnya, warna yang mengandung putih, abu-
abu atau hitam kita pisahkan terlebih dahulu, sehingga tinggallah jenis-jenis yang berwarna murni.
Kemudian kita susun saja warna-warna yang berdekatan. Akan terbukti bahwa kita selalu kembali pada warna semula. Baiklah, semua nuansa warna itu kita atur dalam lingkaran, seperti terlihat pada gambar lingkaran warna yang terdiri dari 12 kotak. Kalau ke dalam lingkaran itu kita masukan juga beberapa warna campuran lagi, maka peralihan warna akan terlihat lebih jelas. Kuning murni, sebagai warna yang paling terang dan ringan dalam lingkaran warna kita, berada di puncak lingkaran. Disebelah kanannya, terdapat warna kuningn oranye, oranye dan merah menyala kebiru-hijau dan kuning-hijau kembali ke kuning. Ada tiga warna yang menempati tempat khusus dalam lingkaran wara ini kuning, merah dan biru murni. Dengan mencampur ketiga jenis warna dasar ini, terdapatlah semua jenis warna yang lain.
Warna-warna dalam lingkaran itu diatur sedemikian rupa sehingga wrana dengan kontras paling besar, berhadapa. Warna-warna yang beralawan ini disebut warna kontras atau juga warna komplementer. Warna-warna ini bila dipadukan, akan memberi kesan tegang ataupun saling melengkapi. Kesan suatu warna akan makin kuat kalau warna itu dikellingi oleh warna-warna kontrasnya, makan warna merah akan menonjol dengan latar belakang hijau, dan kuning akan tampil dengan kuat pada dasar yang berwarna ungu tua. Mata kita mempunyai kecendurungan melengkapkan warna komplementer yang berkaitan..
Dengan sifat ini kita dapat mengadakan percobaan lebih lanjut. Bila selama beberapa waktu hanya melihat satu warnna saja, maka mata kita akan memberikan warna pelengkap itu di sekitar warna tadi.
Bukan hanya pasangan warna kontras saja yang terlihat berhadapan pada lingkaran warna, tetapi juga daerah warna kontras. Sisi kanan emnunjukan warna hangat di bawah pengaruh merah, dari kuning-jingga sampai ke ungu lembayung. Di sisi kiri terlihat warna dingin berurutan dari hijau-kunign sampai kebiru.
Di sebelah atas terdapat warna cerah dan ringan dengan kuning sebagai puncaknya, dan dibawah warna gelap dan berat dengan biru-lembayung sebagai titik terendahnya.
Daerah warna kuning merah intensif berhadapan dengan daerah warna biru yang tenang.
Warna-warna murni yang terlihat pada lingkaran warna, dapat dimudakan atau dicerahkan, dan dapat juga disuramkan. (Perhatikan deretan warna pada gambar.)
Dengan mencampurkan putih, kita kaan memperoleh warna pastel, yang memberi kesan lebih nyaman, lebih ringan, lebih lembut dan juga lebih sejuk daripada warna warna yang murni. Bila warna murni kita beri campuran warna abu-abu, makan timbullah kesan tertekan dan berselubung.
Penempatan warna yang baik dan tepat menuntut pengenalan kesan yang ditimbulkan oleh setiap warna. Setiap warna memberi kesan tersendiri. Hal itu kiranya dipengaruhi oleh perubahan warna dalam alam di sekitar kita pada pergantian musim. Misalnya, di daerah dengan lingkaran empat musim. Musim dingin dikuasai oleh warna biru, hijau-biru dan putihnya alam bersalju dan warna abu-abu serta hitamnya kegelapan. Musim semi membawa warna hijau kekuning-kuningannya daun muda, serta kuning lembutnya tunas-tunas serta kuncup. Langit tergelar dengan warna biru muda. Pada hari-hari cerah dan terang dalam musim panas, matahari menyinari ladang-ladang yang berwarna kuning tua dan tanah yang berwarna oker. Menjelang akhir musim panas, buah-buahan yang masak berwarna merah. Musim gugur
meredupkan semua warna dan menyelubungi seluruh alam dengan kabut abu-abu.
Warna kuning berubah menjadi warna coklat, merah menjadi merah bata lalu lembayung. Kemudian bercampurlah warna biru musim dingin dan kelamnya malam
dengan warna cerah tadi.
Perasaan hangat ditimbulkan oleh warna-warna matahari, di antaranya warna kuning, merah, kuning kemerah-merahan dan warna serumpun lainnya. Kesan dingin
ditimbulkan oleh warna-warna musirn dingin, yaitu biru, biru kehijau-hijauan, putih dan hitam. Sudut-sudut ruang yang terlihat pada gambar menunjukkan susunan
warna yang disebut di atas: sebelah kiri, dengan warna yang memberi kesan intensif dan hangat dan sebelah kanan, warna yang memberi kesan redup dan sejuk (dingin).
Warna-warna muda musim semi seperti kuning muda, hijau daun muda, merah jambu, biru cerah dan coklat cerbh memberi kesan hangat dan berjiwa remaja. Warna
meredupkan semua warna dan menyelubungi seluruh alam dengan kabut abu-abu.
Warna kuning berubah menjadi warna coklat, merah menjadi merah bata lalu lembayung. Kemudian bercampurlah warna biru musim dingin dan kelamnya malam
dengan warna cerah tadi.
Perasaan hangat ditimbulkan oleh warna-warna matahari, di antaranya warna kuning, merah, kuning kemerah-merahan dan warna serumpun lainnya. Kesan dingin
ditimbulkan oleh warna-warna musirn dingin, yaitu biru, biru kehijau-hijauan, putih dan hitam. Sudut-sudut ruang yang terlihat pada gambar menunjukkan susunan
warna yang disebut di atas: sebelah kiri, dengan warna yang memberi kesan intensif dan hangat dan sebelah kanan, warna yang memberi kesan redup dan sejuk (dingin).
Warna-warna muda musim semi seperti kuning muda, hijau daun muda, merah jambu, biru cerah dan coklat cerbh memberi kesan hangat dan berjiwa remaja. Warna
Musim gugur yang bercampuran abu-abu dan hitam terasa tenang dan hangat. Warna ini mendorJng kita untuk merenung. Gambar 125 memperlihatkan kombinasi
warna tersebut, Kesan lain yang ditimbulkan oleh warna, adalah kesan menonjol atau menjauh. Kita juga dapat belajar dari alam dari hari ke hari.
Semua benda yang berada di dekat kita menampilkan warna terang dan jelas misalnya warna kuning atau merah yang kuat. Sebaliknya, Semua benda yang berada di kejauhan akan terlihat kebiru-biruan, Seolah-olah tertutup oleh cadar lembut berwarna abu-abu kebiru-biruan.
Atap berwarna merah dari kejauhan terlihat seolah-olah berwarna ungu pucat, sedangkan gunung yang jauh keiihatan berwarna kebiru-biruan. ltulah sebabnya, warna-warna biru sejuk selalu kita hubungkan dengan warna-warna hangat antara kuning dan merah.
Kesan dekat dan jauh suatu warna dapat kita manfaatkan untuk menimbulkan kesan
ruang yang lebih luas atau lebih sempit, menonjolkan atau mendesakkan dinding. langit-langit atau perabot. Marilah kita amati ruang-ruang yang sebetulnya berukuran sama.
Ruang pada gambar 126 sebelah kiri terasa menjauh. Dinding-dinding kamar berwarna abu-abu kebiru-biruan seakan-akan menjauh. Contoh gambar 126 disebelah kanan menunjukkan : kesan mengecilkan atau menyempitkan ruang pada warna dinding ruang yang kuat itu.
Untuk pencampuran warna, diperlukan juga pembedaan warna-warna yang kuat (intensif) dan warna-warna yang bersifat menekan / menjauhkan.
Warna-warna sekitar jingga (oranye) memberi kesan sangat kuat atau intensif.
Sebaliknya semua nuansa biru memberi kesan menekan. Pencerahan, penuyraman dan penggelapan menyebabkan warna murni kehilangan kecemerlangannnya. Warna-warna yang intensif sebaiknya hanya dibubuhkan dalam jumlah yang kecil, agar komposisi warna tetap seimbang. Kita lihat contoh pada gambar 127 dibawah ini.
Dikutip dari buku judul “Tata Ruang” PIKA – Semarang, halaman 59,60,61,62,63
Penerbit( IKAPI Semarang / Kanisius ) Pengarang Fritz Wilkening